Lyric PANCASONA
PETISI BUMI (new song)
Dalam gelap malam
Sunyi senyap menggilas
Nestapa berluka
Selami lubuk sukma
Sunyi sepi sendiri
Mengarungi kehampaan
Meretas keheningan
Musnahkan kesombongan
Entah apa
Penyebab kehampaan ini
Bumi murka
Suramlah kehidupan
Kedengkian
Kesombongan, Keserakahan
Perang adu domba
Kebencian bagai dewa
Kasih sayang telah hilang
welas asih jadi hiasan ayat
alam raya kian sekarat
memang keparat
Musnah hilang tenggelam tersingkir
Kutukan cacian sumpah serapah
Kebencian merasuk dalam kalbu
Harga diri adalah harga mati
Apa balasanmu terhadap tanah yang memberimu kehidupan
Apa balasanmu terhadap Air yang memberimu kehidupan
Inikah balasanmu terhadap udara yang membuatmu bernafas?
Inikah yang kau sebut dengan perkembangan zaman
Tunggulah pasti akan datang suatu masa
Dimana penyesalan tiada guna.........
Sunyi senyap menggilas
Nestapa berluka
Selami lubuk sukma
Sunyi sepi sendiri
Mengarungi kehampaan
Meretas keheningan
Musnahkan kesombongan
Entah apa
Penyebab kehampaan ini
Bumi murka
Suramlah kehidupan
Kedengkian
Kesombongan, Keserakahan
Perang adu domba
Kebencian bagai dewa
Kasih sayang telah hilang
welas asih jadi hiasan ayat
alam raya kian sekarat
memang keparat
Musnah hilang tenggelam tersingkir
Kutukan cacian sumpah serapah
Kebencian merasuk dalam kalbu
Harga diri adalah harga mati
Apa balasanmu terhadap tanah yang memberimu kehidupan
Apa balasanmu terhadap Air yang memberimu kehidupan
Inikah balasanmu terhadap udara yang membuatmu bernafas?
Inikah yang kau sebut dengan perkembangan zaman
Tunggulah pasti akan datang suatu masa
Dimana penyesalan tiada guna.........
DO'A PENDOSA
Tuhanku....
Tiada Pantas bagi hambaMu
menghuni Firdausmu
Tiada kuasa HambaMU
Dalam panas api JahanamMu
Terlalu takut untuk melangkah
Namun ragu berbalik arah
Terlalu sombong untuk pasrah
Namun ragu akan menyerah
Ingin rasanya segera bertindak
Namun semua tidak tampak
Bahkan rasanya telah mengiba
Sampai airmata pun tiada
Nafas ini tak berjiwa
Langkah ini bergerak dalam senja
Dalam gelapnya malam kumeraba
Namun asap tebal yang kutemui
ahh... Aku tak tahu
Aku tak kuasa
Tuk menahan ini
Cukup sudah semuanya...
Aku tak kuasa
Maafkan aku TUhan....
Dalam lembar takdir yang pahit
Waktu masih saja mencari isyarat
Tergores oleh waktu yang singkat
Dalam tipu daya zaman yang bangsat
Waktu tak henti berputar
Sampai kapan nestapa mencambukku
Jalan hidup terasa patah
Hingga naluri hidup telah mati
Tiada Pantas bagi hambaMu
menghuni Firdausmu
Tiada kuasa HambaMU
Dalam panas api JahanamMu
Terlalu takut untuk melangkah
Namun ragu berbalik arah
Terlalu sombong untuk pasrah
Namun ragu akan menyerah
Ingin rasanya segera bertindak
Namun semua tidak tampak
Bahkan rasanya telah mengiba
Sampai airmata pun tiada
Nafas ini tak berjiwa
Langkah ini bergerak dalam senja
Dalam gelapnya malam kumeraba
Namun asap tebal yang kutemui
ahh... Aku tak tahu
Aku tak kuasa
Tuk menahan ini
Cukup sudah semuanya...
Aku tak kuasa
Maafkan aku TUhan....
Dalam lembar takdir yang pahit
Waktu masih saja mencari isyarat
Tergores oleh waktu yang singkat
Dalam tipu daya zaman yang bangsat
Waktu tak henti berputar
Sampai kapan nestapa mencambukku
Jalan hidup terasa patah
Hingga naluri hidup telah mati
PANCASONA
Tanah ini telah ternoda
kelakuan dajjal durjana
bumi pertiwi tak sakti lagi
kejayaan tinggal kenangan
Kian gelap terselimut kabut
Tetap berjalan menuju Cahaya
Demi perut bangsaku mati
Jangan pergi ibu pertiwi
Ngelmu iku, kelakone kanthi laku,
Lekase lawan kas,
Tegese kas nyantosani,
Setya budya pangekese dur angkara.
Dalam negeri yang telah terpuruk ini
Tiada lagi ku mengerti
Dimana aku kan mencari nafas
Ketika hidup sudah tak pantas
Air mata sudah mengering duka
Telah sirna merasuk jiwa
Begitu hitam udara yang kuhirup
Begitu gelap sinar cahaya
Menyelimuti jiwa bumi pertiwi
Lemah tak berdaya
Urip lan pati iku siji
Rai iku pangilone ati
Ceceg sauger cocok
Ilingono hakmu opo wajibmu opo
Yoo iku nuruto kang bener
Pancasona
Musnahkan kebiadaban Negeri ini
Pancasona
Jayalah negeri ini
Pancasona
Lindungi ibu pertiwi
Pancasona
Kukan bertahan sampai Mati
kelakuan dajjal durjana
bumi pertiwi tak sakti lagi
kejayaan tinggal kenangan
Kian gelap terselimut kabut
Tetap berjalan menuju Cahaya
Demi perut bangsaku mati
Jangan pergi ibu pertiwi
Ngelmu iku, kelakone kanthi laku,
Lekase lawan kas,
Tegese kas nyantosani,
Setya budya pangekese dur angkara.
Dalam negeri yang telah terpuruk ini
Tiada lagi ku mengerti
Dimana aku kan mencari nafas
Ketika hidup sudah tak pantas
Air mata sudah mengering duka
Telah sirna merasuk jiwa
Begitu hitam udara yang kuhirup
Begitu gelap sinar cahaya
Menyelimuti jiwa bumi pertiwi
Lemah tak berdaya
Urip lan pati iku siji
Rai iku pangilone ati
Ceceg sauger cocok
Ilingono hakmu opo wajibmu opo
Yoo iku nuruto kang bener
Pancasona
Musnahkan kebiadaban Negeri ini
Pancasona
Jayalah negeri ini
Pancasona
Lindungi ibu pertiwi
Pancasona
Kukan bertahan sampai Mati